Entri Populer

Monday, February 7, 2011

Untuk direnungkan,, Jangan gunakan kata Autis untuk bercanda part 2

“Hari itu, lagi-lagi aku sedang mempersiapkan makanannya. Memang, Khusus untuk makanannya, aku memutuskan untuk memasak sendiri, karena hanya aku yang tahu berapa gram atau mililiter… porsi makanan yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh anakku.

Sedang membersihkan kompor yang kecipratan makanan… tiba-tiba, lagi-lagi kudengar bunyi benda jatuh.

GEDUBRAK!!!… Buru-buru kucari sumber suara itu, memastikan bahwa itu bukan anakku…

Damn!!. Lagi-lagi anakku. Oh Tuhan… dia baru saja terjatuh dan sepertinya kepalanya terantuk pada pinggir tembok, sehingga belakang kepalanya sobek dan berdarah. Dia masih berusaha berdiri, meskipun sempoyongan…. Dan sambil berjalan, dia menggaruk luka di kepalanya yang bocor… sehingga darahnya semakin banyak yang mengalir.

Sementara darahnya terus aja mengucur deras, dia terus saja berjalan sambil mengoceh. Entah apa yang diracaukannya… Tangannya berlumuran darah… Punggung bajunya pun juga sudah berubah menjadi merah oleh darah.

Tapi dia tidak menangis… Dia hanya berjalan sambil menggaruk luka menganga yang ada dibelakang kepalanya.

Aku menjeritttt sekuat2nya. Kepalanya kututupi dengan lap kompor yang tadi aku pegang.

Tapi itupun gak lama… karena dalam sekejap, lap kompor itu sudah berubah menjadi merah kehitaman. Aku berteriak panik,…

“mbak, minta handuk… handuk… darahnya tambah banyak. Cepat mbak… CEPATTTT!!!”

*panik semua panik kayak orang lagi kena kebakaran*

Dan lagi2 kukebut mobilku ke rumah sakit, langsung menuju UGD. Disana, dokter yang sudah terbiasa menangani anakku sudah siap menunggu dan segera menjahit kepala anakku.

Dia tidak menangis sama sekali… hanya minta sesuatu yang bulat untuk dia pegang. Dan setelah dijahit dengan 8 (delapan) jahitan… Hatikupun sedikit lega. Seluruh persendianku serasa dicopot dari tubuhku, dan tanpa sadar…Lagi-lagi aku hilang keseimbangan…

AKU PINGSAN”

No comments:

Post a Comment